Monday, March 3, 2014

Ingin Produk Anda Mendapat Label Halal MUI? Inilah Tahapannya

thumbnail
Foto : thinkstock/detikFood

Sebagai muslim, melihat label halal resmi pada makanan membuat kita tenang menyantapnya. Artinya, sudah ada institusi yang menjamin kehalalan seluruh elemen produk tersebut. Di Indonesia, badan tersebut adalah LPPOM MUI.

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) didirikan 25 tahun lalu. Badan ini bertugas melakukan serangkaian proses sertifikasi halal terhadap produk-produk yang diajukan oleh perusahaan secara sukarela.

Jika disetujui Komisi Fatwa MUI, maka akan terbit sertifikat halal. Perusahaanpun bisa memajang logo halal MUI di kemasan produk, logo, dll.

Sejak 2012, LPPOM menggunakan Certification Online – Service System 23000 (CEROL SS-23000) untuk melayani pendaftaran sertifikasi halal. Dikutip dari situs LPPOM MUI, inilah tahap sertifikasi halal mulai dari pendaftaran hingga rapat penetapan kehalalan produk:

1. Pendaftaran melalui online CEROL SS-23000
Pendaftaran dengan sistem elektronik ini lebih efisien dan meningkatkan akurasi data.

2. Proses praaudit
Meneliti kelengkapan dokumen bahan dan sistem jaminan halal perusahaan.

3. Proses audit
Auditor LPPOM MUI melihat langsung bahan (bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong) serta proses produksi di lokasi produksi.

4. Proses pascaaudit
Hasil audit dilaporkan pada rapat auditor yang dihadiri para tenaga ahli untuk memutuskan kehalalan produk dari sisi keilmuan. Selanjutnya, laporan tersebut dibawa ke rapat Komisi Fatwa MUI untuk dipertimbangkan status kehalalannya dari sisi syariah.

Jika semua tahap telah dilakukan dan Komisi Fatwa MUI menetapkan status halal, maka sertifikat halal dengan masa berlaku dua tahun diterbitkan.

Namun, pencantuman logo halal pada kemasan adalah wewenang Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI). Lembaga ini akan menerbitkan izin labelisasi halal bagi perusahaan berdasarkan sertifikat halal yang diterbitkan MUI.

Biaya sertifikasi halal dilakukan melalui akad biaya. "Pembiayaan sertifikasi halal ditetapkan berdasarkan pedoman yang sangat jelas, sehingga tidak memungkinkan adanya pembiayaan lain yang tidak jelas (invisibility cost)," tegas LPPOM MUI.

http://food.detik.com/read/2014/02/27/190411/2510702/901/2/ingin-produk-anda-mendapat-label-halal-mui-inilah-tahapannya



Fitria Rahmadianti - detikFood


(odi/dni)


Sunday, February 16, 2014

Makanan Fermentasi, Cegah Diabetes dan Baik untuk Imunitas


Foto : Gizmodo

KOMPAS.com– Makanan yang difermentasi awalnya tak dipandang sebagai asupan bermanfaat bagi kesehatan. Namun pangan, yang diolah dengan cara didiamkan selama beberapa hari atau minggu sebelum dikonsumsi ini, ternyata menjadi sumber kesehatan baru.   
Di Amerika, saat ini sayuran yang difermentasi dan minuman kombucha tengah menjadi tren makanan sehat. Kombucha adalah minuman teh berbusa hasil fermentasi yang sudah dikenal lama di China.
Tren ini juga didukung oleh manfaatnya berdasarkan hasil riset. Minggu lalu peneliti dari Cambridge University melaporkan, rutin konsumsi produk susu rendah lemak hasil fermentasi, seperti yoghurt, fromage frais, dan cottage cheese, dapat menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 25 persen selama kurun waktu lebih dari 11 tahun.
Fromage frais adalah keju segar yang lembut terbuat dari susu dan beberapa menggunakanunpasteurized cream. Meski lunak, rasa fromage frais sangat tajam. Sedangkan blue cheese adalah adalah keju berwarna biru akibat pertumbuhan bakteri dan jamur di dalamnya. Blue cheese dibuat dari susu domba dan difermentasi bakteri Penicilium roqueforti.
Dalam proses fermentasi, mikroba mengonsumsi makanan terlebih dulu daripada manusia. Bakteri kemudian mengurai gula, pati, dan menyebabkan nutrisi lebih mudah diserap tubuh. Adanya proses ini bisa dilihat dari banyaknya ragi yang ditemukan pada makanan fermentasi.
Beberapa bakteri fermentasi melepaskan asam laktat dan pengawet alami, yang menyebabkan lingkungan pencernaan menjadi asam. Kondisi asam ini memicu pertumbuhan bakteri baik. Selain itu makanan fermentasi juga menjadi suplemen probiotik alami yang bekerja efektif di tubuh.
Peran bakteri dalam saluran pencernaan mendapat banyak perhatian. Peran ini menyebabkan konsumsi fermentasi yang kaya bakteri baik menjadi sangat dikenal dunia.
“Sekitar 70-80 persen faktor penentu daya tahan tubuh ada dalam pencernaan. Makanan fermentasi merangsang pertumbuhan bakteri yang menentukan imunitas tubuh. Sehingga makanan fermentasi sangat bermanfaat bagi yang mengalami batuk dan merasa kedinginan. Makana kaya probiotik ini juga mengontrol gejala seperti gangguan usus besar dan kembung,” kata Alison Clark dari British Dietetic Association.
Hal senada dikatakan penulis tentang pangan, Michael Pollan, yang mendukung makanan fermentasi. Pollan mengatakan, jumlah bakteri dalam tubuh manusia lebih banyak dibanding sel.
“Banyak ahli kesehatan menganggap bakteri adalah musuh. Padahal 99,9 tidak merugikan dan menguntungkan manusia,” kata Pollan.
Pollan dan Clark merekomendasikan variasi makanan fermentasi lainnya seperti zaitun, daging, dan keju. Makanan tersebut dapat merangsang imunitas, melawan alergi, dan membantu menurunkan berat badan karena membantu perut terus merasa kenyang.
Namun dari asupan tersebut sebaiknya dipilih yang mengandung banyak bakteri lactobacillus. Lactobacillus melepaskan asam laktat pada proses fermentasi, yang memberi banyak manfaat pada tubuh.
Riset yang dipublikasikan dalam Critical Reviews in Microbiology pada 2011 mengatakan, asam laktat bisa meningkatkan sistem imun, mencegah diare, maag, dan mengurangi alergi. 
Penulis : Rosmha Widiyani 
Sumber :
Editor :
Asep Candra