Tuesday, October 7, 2014

Benarkah Daging Kambing Bagus untuk Tekanan Darah Rendah?


Foto : Shutterstock

Oleh :

Dr. Ari F. Syam Sp.Pd


Pengamat Kesehatan, Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM) Twitter : @DokterAri


Di Hari Raya ini sebagian masyarakat akan menikmati makanan yang mengandung daging kambing atau daging sapi. Jika ingat daging kambing saya ingat beberapa mitos yang sangat diyakini masyarakat kebenarannya.

Mitos pertama, masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (TD < atau = 90/60) akhirnya meningkatkan makan daging kambing agar tensi darahnya naik. 

Tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung. 

Tapi pada sebagian masyarakat, tanpa melihat kenapa tekanan darahnya rendah langsung menkonsumsi daging kambing secara berlebihan. Kalau tensi turun karena gangguan jantung, konsumsi daging kambing yang berlebihan justru akan fatal dan memperburuk keadaan.

Dampak langsung akibat menkonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Kalau kebetulan mempunyai penyakit GERD (penyakit dimana asam atau isi lambung balik arah ke atas), maka GERDnya akan bertambah parah setelah menkonsumsi daging kambing berlebihan. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Apalagi setelah makan kita langsung tidur karena kekenyangan. 

Mitos kedua yang juga beredar ditengah masyarakat adalah bahwa “torpedo” atau testis kambing akan meningkatkan gairah seksual atau sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual. Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar. 

Memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan.

Daging kambing juga daging merah lain seperti daging sapi mengandung tinggi lemak. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh yang banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita. 

Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. Daging kambing termasuk juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama hari raya Kurban mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan, tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan kita. 

Jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan.

Salam sehat, selamat makan daging kurban dan tetap sehat.


http://health.kompas.com/read/2014/10/03/162712223/Benarkah.Daging.Kambing.Bagus.untuk.Tekanan.Darah.Rendah.
Editor :
Lusia Kus Anna

Friday, October 3, 2014

Lima Cara Memilih Makanan untuk Melawan Kanker


Foto : SHUTTERSTOCK



Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat banyak penderitanya di Indonesia. Kanker bisa disebabkan oleh pola makan dan hidup yang tidak sehat. Jika sudah terkena kanker, pola makan pun harus tetap dijaga. 

Better Nutrition Simplified (BNS) memberikan tips memilih makanan yang baik untuk penderita kanker maupun yang ingin mencegah terkena penyakit ini. Berikut lima cara memilih makanan untuk melawan kanker.
Hindari makanan dengan pewarna buatan
Tubuh yang sehat harus diberikan makanan yang sehat dan bergizi. Hindari makanan dengan 
pemanis maupun pewarna buatan. Makanan tanpa pewarna buatan dapat mencegah kanker dan 
memberikan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh.
Pilih makanan organik
Pilih makanan seperti buah-buahan dan sayuran lokal untuk mendapatkan nutrisi yang 
sempurna di setiap gigitannya. Pilih yang organik karena terbebas dari bahan kimia.
Makan sayuran dan tempe
PIlihlah makanan yang dapat memberikan kekebalan tubuh dan baik untuk pencernaan Anda. 
Setiap hari, konsumsi lah sayuran organik seperti brokoli, buah-buahan, jahe, dan kunyit. 
Makanan fermentasi seperti tempe juga baik untuk probiotik.
Kurangi makanan manis
Kelebihan gula tambahan dapat membuat seseorang kelebihan berat badan dan menurukan 
kekebalan tubuh. Jadi batasi lah konsumsi makanan manis. Lebih baik makan sereal organik 
yang tidak banyak menggunakan gula tambahan. Anda juga bisa menambahkan buah organik 
sebagai pemanis.
Konsumsi minuman bergizi
Tubuh kita membutuhkan cairan. Tak hanya asal minum, pilih lah minuman yang bergizi dan baik untuk pencernaan. Selain banyak meminum air putih, konsumsi jus buah maupun sayuran organik.
Kompas.com
Penulis Dian Maharani
Sumber :
Editor :
Lusia Kus Anna