Monday, November 10, 2014

Cara Menyeduh Teh Hijau agar Aroma dan Rasanya Lebih Enak


Foto : Thinkstock

Jakarta - Matcha atau teh hijau ​bubuk ​mengandung antioksidan yang sangat baik untuk kesehatan. ​Umumnyamatcha asli diseduh menjadi minuman yang harum meskipun sedikit pahit. Agar aroma dan rasanya lebih kuat, perlu diseduh dengan cara yang tepat.

Berikut ini beberapa langkah ​untuk ​me​nyeduh matcha ​​agar aromanya harum dan tidak menggumpal. Gunakanmatcha bubuk asli untuk hasil maksimal.​

1. Siapkan bahan
Untuk menyeduh secangkirmatcha, Anda dapat menyiapkan 40-70 ml air hangat, 2-4 sdt bubukmatcha, 1 buah chawan, sendok bambu, saringan, pengaduk matcha berbahan bambu dan termometer. Untuk cara penyeduhanmatcha ada dua jenis yaituusucha (matcha agak bening) dan koicha yang agak tebal.

2. Rebus air
Pertama-tama rebus air sekitar 75-80 derajat celcius untuk menghangatkan mangkuk. Isi sepertiga air panas ke dalam wadah atauchawan. Diamkan hingga mangkuk terasa hangat.

3. Ukur air
Setelah air dibuang, keringkan mangkuk dengan tisu dengan sangat hati-hati. Taruh secara terpisah 70 ml air panas untuk mempersiapkan usucha ​(matcha encer) ​dan 40 ml untuk koicha​ (matcha kental)​.

4. Tuang bubuk matcha
Ukur setengah hingga 2 sdm matcha untuk usucha dan 3-4 sdm bubuk matcha untuk koicha dan tambahkan ke dalam mangkuk. Agar teksturnya halus,
​s​aring bubuk matcha sebelum ditaruh ke dalam ​mangkuk teh​.

5. Tuang air panas
Tuang air panas ke dalam mangkuk, kocok cepat dengan menggunakan pengaduk bambu untuk membubarkan bubuk teh atau melarutkan bubuk teh. Pastikan air tetap berada pada suhu 70-80 derajat celcius.

6. Kocok matcha
Kocok dalam gerakan "W" jika Anda ingin minum usuchahingga terlihat buih yang tebal dengan beberapa gelembung yang muncul. Jika Anda lebih suka koicha, Anda dapat mengaduk dalam gerakan melingkar tanpa timbul buih. Setelah jadi, matcha hangat siap disajikan dengan sepotong kue di pagi atau sore hari.

Lusiana Mustinda-detikFood

Saturday, November 8, 2014

Benarkah Nasi Putih Mengandung Arsenik?


Foto : Shutterstock

KOMPAS.com - Kandungan zat-zat berbahaya bisa kita dapatkan dari mana saja, termasuk dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti nasi. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, arsenik bisa terkandung di dalam beras. 

Padi adalah satu-satunya tanaman yang ditumbuhkan dalam kondisi tergenang air. Belum jelas apakah air tersebut yang membuat arsenik anorganik, yang secara alami sebenarnya terkunci di mineral tanah, lebih mudah terserap oleh tanaman.

Menurut penjelasan Prof.Djoko Said Damardjati, peneliti dari Badan Litbang Kementrian Pertanian RI, arsenik dalam beras sangat ditentukan oleh faktor lingkungan tempat padi tersebut tumbuh.

"Bisa saja kalau sawahnya itu adalah bekas tambang atau dari pupuk yang digunakan. Persawahan yang berada di dekat pabrik atau sungai tercemar juga dikhawatirkan bisa membuat arsenik ditemukan pada beras," katanya. 

Djoko mengatakan, Kementrian Pertanian akan melakukan pengecekan kadar logam jika ada laporan dari masyarakat. Namun sejauh ini belum ada laporan sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) telah meluncurkan panduan kandungan arsenik pada beras, yakni 0,2 ppm untuk nasi putih dan 0,4 ppm untuk beras cokelat. Beras cokelat (brown rice) memiliki kandungan arsenik lebih tinggi karena proses penyosohannya hanya satu kali dibanding beras putih.

Salah satu cara untuk membatasi paparan arsenik bisa dilakukan dengan tidak mengonsumsi nasi secara berlebihan. Membeli beras yang sudah mendapatkan sertifikat SNI juga bisa menjadi cara karena ada aturan bahwa produk tersebut harus terbebas dari zat kimia berbahaya.


Lusia Kus Anna-Kompas Health