Wednesday, August 20, 2014

Risiko Konsumsi Gula bagi Anak-anak


Foto : Shutterstock

KOMPAS.com - Anak-anak umumnya gemar makan makanan manis, bahkan makanan seperti permen, es krim, susu manis identik dikenal sebagai makanan anak-anak. Faktanya, sekitar 16 persen total kalori yang dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja dalam sehari berasal dari gula tambahan.
Padahal, seperti yang diketahui, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan keropos gigi, hiperaktif, dan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Selain itu, para ahli juga mengungkapkan bahaya gula bagi kesehatan, berikut ini.
1. Pilek, batuk, dan alergi
Salah satu dampak gula pada anak-anak adalah gejala seperti pilek. Julie L Wei, dokter anak di Nemours Children's Hospital di Orlando mengatakan, banyak pasien yang mengeluh hidung merah, lendir berlebihan, batuk, dan gejala lain dari infeksi sinus. Beberapa di antaranya bahkan juga didiagnosis memiliki alergi, tanpa tes lanjutan.
2. Refluks
Sebagian anak akan merasakan inflamasi pada saluran pernapasannya. Mereka sebetulnya terlihat sehat, namun saat malam mereka batuk-batuk dan kesulitan bernapas. Setelah diobservasi, anak-anak ini ternyata minum susu cokelat manis sepanjang hari.
Kombinasi antara susu dan gula cukup sulit untuk dicerna sehingga menimbulkan asam yang tinggi. Karena itu, makanan seringkali kembali ke tenggorokan lagi dan merusak jaringan di sana.
3. Imunitas melemah
Mikroba di dalam tubuh terdiri dari triliunan bakteri baik yang berfungsi mencerna makanan, memproduksi vitamin, dan melindungi dari serangan bakteri dan penyakit. Namun karena mengonsumsi terlalu banyak gula, keseimbangan jumlah bakteri "baik" dan "jahat" menjadi terganggu. Sehingga anak yang lebih gemar makanan manis cenderung lebih mudah merasakan gejala pilek.
4. Diet tidak seimbang
Anak-anak yang menyukai buah, sayuran, dan makanan sehat lainnya umumnya cenderung tak menjadi pemilih makanan. Sementara anak yang banyak mengonsumsi gula cenderung untuk lebih mudah sakit perut dan memiliki pola makan yang lebih buruk daripada yang tidak.
Penulis : Unoviana Kartika
Sumber :
Editor :
Lusia Kus Anna








Monday, August 18, 2014

Makanan Sahabat Diabetes


Foto : Shutterstock

KOMPAS.com- Tidak ada makanan super yang bisa ampuh menurunkan kadar gula darah seorang diabetesi. Mau tak mau seorang diabetesi harus menjaga kadar gula darah dengan pola makan dan olah raga yang tepat supaya penyakitnya terkontrol. 

Belakangan ini kayu manis diberitakan sebagai bahan pangan yang mungkin bisa menurunkan risiko diabetes atau membantu mengontrol kadar gula darah. Meskipun mungkin kayu manis bisa membantu mengontrol gula darah, para ahli tetap mengingatkan tidak ada makanana ajaib untuk mengontrol kadar gula para diabetesi.

“Tidak ada ramuan ajaib untuk diabetes,” kata juru bicara American Dietetic Association Cathy Nonas, RD. Menurutnya, diabetesi tetap perlu mengatur pola makan seimbang dan olah raga teratur utuk mengontrol diabetes.

Makanan seperti roti dan nasi putih sebaiknya dihindari oleh diabetesi. Roti dan nasi putih langsung diubah menjadi gula darah. Ini yang menyebabkan kenaikan gula darah mendadak. Sementara makanan seperti nasi merah dicerna lebih lambat sehingga tidak menimbulkan kenaikan gula darah mendadak.

Untuk mereka yang mengikuti pola makan diabetesi yang sehat, berikut ini makanan yang bisa membantu gula darah terkendali.
Oatmeal
Oatmeal bisa membantu mengontrol gula darah asalkan tidak ditambah dengan gula. “Meskipun oatmeal adalah karbohidrat, ini karbohidrat jenis yang baik karena tinggi kandungan seratnya sehingga lambat dierna dan tidak menaikkan gula darah dengan cepat.,” kata juru bicara American Dietetic Association Marisa Moore, RD, LD. 

Bukan hanya mengontrol gula darah, oatmeal juga memberikan sumber energi yang lebih stabil buat tubuh dibanding roti putih atau nasi putih. Plus juga mebantu menurunkan berat badan. Adalah penting bagi diabetesi tipe dua untuk menurunkan berat badan. “Ketika berat badan turun, gula darah juga terkontrol secara signifikan,” kata Nonas. 

Brokoli, Bayam dan Kacang Hijau
Di samping mengonsumsi karbohidrat berserat tinggi, diabetesi perlu juga mengonsumsi sayuran seperti brokoli, bayam dan kacang hijau. Sayuran ini kaya serat dan rendah karbohidrat sehingga ideal untuk kaum diabetesi.

Lebih baik lagi jika porsi sayuran ini diperbanyak. Sebuah penelitian yang diterbitkan di DiabetesCare, terbukti 43 persen diabetesi tipe 2 yang mengikuti pola makan vegetarian rendah lemak selama 22 minggu mengalami penurunan kebutuhan akan obat-obatan diabetes. Angka 43 persen itu lebih tinggi dibandingkan 26 persen diabetesi yang mengikuti diet ala American Diabetes Association.

Stroberi
Buah seperti stroberi untuk dijadikan camilan tidak akan meningkatkan kadar gula darah. Sebab stroberi itu rendah kalori dan karbohidrat, kaya serat dan air sehingga perut jadi kenyang lebih lama. Diabetesi akan merasa kenyang hanya dengan mengonsumsi sedikit karbohidrat. 

Salmon dan Daging Tanpa Lemak
Daging yang kaya protein tidak mempengaruhi gula darah seperti karbohidrat. Demikian kata Nonas. Namun sumber protein untuk diabetesi itu sebaiknya dengan porsi secukupnya dan berupa ikan, dada ayam tanpa kulit atau daging tanpa lemak.

Ikan salmon adalah sumber protein yang bagus untuk diabetesi karena mengandung asam lemak omega tiga. Asam lemak ini bagus untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Sebagaimana diketahui 65 persen diabtesi meninggal karena penyakit jantung dan stroke. 

Kayu Manis
Baru-baru ini diberitakan kayu manis sebagai bumbu yang punya efek seperti insulin dan membantu menurunkan gula darah diabetesi. Hal ini diteliti oleh ilmuwan dari Jerman. Mereka menyimpulkan bahwa ekstrak kayu manis tampaknya punya dampak moderat menurunkan gula darah diabetesi, khususnya mereka yang sulit mengontrol gula darah.

Namun jangan buru-buru mengonsumsi kayu manis banyak-banyak. Diperlukan studi lebih lanjut sebelum dokter merekomendasikan kayu manis untuk diabetes.
Penulis :Dhorothea
Editor :
Lusia Kus Anna