Thursday, October 16, 2014

Jus Untuk Detoksifikasi


Foto : Shutterstock


Mengonsumsi jus buah dan sayuran kini menjadi tren bagi mereka yang ingin mencukupi kebutuhan serat dan vitamin, sekaligus menangkal penyakit. Jus buah dan sayuran juga bisa membantu membuang racun-racun dari dalam tubuh alias detoksifikasi. 

Agar tujuan tersebut tercapai, ketahui dulu kiat-kiat dalam membuat jus.

Perhatikan kadar gula
Banyak orang yang mengira jus buah-buahan lebih sehat karena kandungan gulanya lebih rendah. Padahal, membuat jus dengan lebih dari satu jenis buah bisa lebih cepat menaikkan kadar gula darah. Karena itu pilihlah hanya satu jenis buah yang dicampur dengan sayur-sayuran.

Jus merah
Pilihlah jus delima karena mengandung antioksidan, termasuk asam ellagic yang bisa membantu fungsi liver dalam membuang racun. Selain itu jus bit juga direkomendasikan. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, bit sering dianggap seabgai pembersih darah. Buah bit juga diketahui bisa meningkatkan ketahanan atlet. Campurkan dalam jumlah sedang dalam jus Anda. 

Teh hijau
Dalam teh hijau terkandung antioksidan super yang disebut katekin. Penelitian menunjukkan zat ini membantu mengurangi lemak perut dan menurunkan risiko salah satu jenis kanker kulit.

Sayuran siap minum
Untuk mencegah efek radikal bebas pada tubuh, rutinlah mengonsumsi sumber vitamin dan antioksidan seperti sayur dan buah-buahan setidaknya 5 sajian dalam sehari. Jika Anda merasa kesulitan memenuhinya, buat saja menjadi jus. 

Jenis sayuran yang disarankan antara lain kale, bayam, brokoli, bok choy dan masih banyak lagi. Sayuran hijau ini tidak mengandung banyak gula dan kaya polifenol dan karotenoid, dua jenis antioksidan. Anda juga menggunakan seledri untuk meredam hipertensi dan meningkatkan produksi enzim pencernaan. 

Cukup air
Minumlah cukup air putih di pagi hari setelah bangun tidur. Mengapa? Saat bangun tidur tubuh biasanya dalam kondisi dehidrasi sehingga metabolisme cenderung melambat. Air akan membantu menghilangkan toksin dari tubuh.
(Lusia Kus Anna/Kompas.com)

Friday, October 10, 2014

Beberapa Kelebihan Pangan Organik


Foto : Shutterstock

Kekhawatiran akan bahaya pestisida dalam bahan makanan membuat banyak orang beralih ke sayuran atau buah organik. Ahmad Sulaeman, Guru Besar Keamanan Pangan Dan Gizi Institut Pertanian Bogor, memaparkan lima keuntungan jika kita mengonsumsi produk yang ditanam secara organik.

1. Lebih aman secara kimiawi

Pangan organik memang tak menggunakan pupuk kimia serta pestisida dalam proses penanamannya. Namun, Ahmad menyarankan agar konsumen tetap berhati-hati. “Jika sayuran organik mengandalkan pupuk kandang yang dikompos secara tidak sempurna, akan banyak salmonella, patogen dan lain-lainnya,” ungkapnya. Sehingga sebaiknya tetap harus dicuci bersih. Namun dilihat dari sisi kandungan kimia, produk organik jauh lebih aman dibandingkan produk nonorganik.

2. Lebih menyehatkan tubuh

Menurut penelitian, produk-produk organik lebih banyak mengandung fitokemikal, yang memiliki fungsi untuk meningkatkan aktivitas enzim yang berperan dalam menghancurkan agen karsinogenik.

3. Memiliki zat gizi lebih

Dengan proses penanaman secara organik, unsur hara yang dimiliki oleh tanah lebih kaya. “Karena itu ada penelitian yang menyatakan pada produk organik, kandungan zat besi, karotena, serta vitamin C lebih banyak,” ungkap Ahmad.

4. Rasa yang kaya

Buah-buahan serta sayur-sayuran organik memiliki rasa yang lebih enak dan renyah. Beberapa orang yang memiliki indera perasa yang sensitif mengatakan bahwa sayur berpestisida masih mengandung rasa pahit bahkan setelah dicuci, sementara sayur organik terasa lebih lezat.

5. Umumnya lebih tahan lama

“Hal ini mungkin disebabkan karena sayur dan buah organik, sempurna matangnya,” ujar Ahmad. Selain itu, tanpa campur tangan manusia, tanaman organik memiliki pertahanan alami sendiri baik terhadap hama maupun cuaca. Hal ini juga diakui oleh Albert Setiawan, dari bagian gizi Rumah Sakit S.T. Carolus yang menyajikan pangan organik kepada semua pasiennya.

Sudah menjadi pendapat umum bahwa produk organik memiliki harga yang cukup tinggi. Benarkah demikian? Sejatinya, kangkung dan cabai organik bisa didapatkan hanya selangkah dari pintu rumah kita.
 (Titania Febrianti/Kompas.com)
Sumber :
Editor :
Lusia Kus Anna


Tuesday, October 7, 2014

Benarkah Daging Kambing Bagus untuk Tekanan Darah Rendah?


Foto : Shutterstock

Oleh :

Dr. Ari F. Syam Sp.Pd


Pengamat Kesehatan, Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM) Twitter : @DokterAri


Di Hari Raya ini sebagian masyarakat akan menikmati makanan yang mengandung daging kambing atau daging sapi. Jika ingat daging kambing saya ingat beberapa mitos yang sangat diyakini masyarakat kebenarannya.

Mitos pertama, masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (TD < atau = 90/60) akhirnya meningkatkan makan daging kambing agar tensi darahnya naik. 

Tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung. 

Tapi pada sebagian masyarakat, tanpa melihat kenapa tekanan darahnya rendah langsung menkonsumsi daging kambing secara berlebihan. Kalau tensi turun karena gangguan jantung, konsumsi daging kambing yang berlebihan justru akan fatal dan memperburuk keadaan.

Dampak langsung akibat menkonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Kalau kebetulan mempunyai penyakit GERD (penyakit dimana asam atau isi lambung balik arah ke atas), maka GERDnya akan bertambah parah setelah menkonsumsi daging kambing berlebihan. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah. Apalagi setelah makan kita langsung tidur karena kekenyangan. 

Mitos kedua yang juga beredar ditengah masyarakat adalah bahwa “torpedo” atau testis kambing akan meningkatkan gairah seksual atau sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual. Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar. 

Memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetapi sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan.

Daging kambing juga daging merah lain seperti daging sapi mengandung tinggi lemak. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh yang banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita. 

Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun. Daging kambing termasuk juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama hari raya Kurban mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan, tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan kita. 

Jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan.

Salam sehat, selamat makan daging kurban dan tetap sehat.


http://health.kompas.com/read/2014/10/03/162712223/Benarkah.Daging.Kambing.Bagus.untuk.Tekanan.Darah.Rendah.
Editor :
Lusia Kus Anna

Friday, October 3, 2014

Lima Cara Memilih Makanan untuk Melawan Kanker


Foto : SHUTTERSTOCK



Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat banyak penderitanya di Indonesia. Kanker bisa disebabkan oleh pola makan dan hidup yang tidak sehat. Jika sudah terkena kanker, pola makan pun harus tetap dijaga. 

Better Nutrition Simplified (BNS) memberikan tips memilih makanan yang baik untuk penderita kanker maupun yang ingin mencegah terkena penyakit ini. Berikut lima cara memilih makanan untuk melawan kanker.
Hindari makanan dengan pewarna buatan
Tubuh yang sehat harus diberikan makanan yang sehat dan bergizi. Hindari makanan dengan 
pemanis maupun pewarna buatan. Makanan tanpa pewarna buatan dapat mencegah kanker dan 
memberikan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh.
Pilih makanan organik
Pilih makanan seperti buah-buahan dan sayuran lokal untuk mendapatkan nutrisi yang 
sempurna di setiap gigitannya. Pilih yang organik karena terbebas dari bahan kimia.
Makan sayuran dan tempe
PIlihlah makanan yang dapat memberikan kekebalan tubuh dan baik untuk pencernaan Anda. 
Setiap hari, konsumsi lah sayuran organik seperti brokoli, buah-buahan, jahe, dan kunyit. 
Makanan fermentasi seperti tempe juga baik untuk probiotik.
Kurangi makanan manis
Kelebihan gula tambahan dapat membuat seseorang kelebihan berat badan dan menurukan 
kekebalan tubuh. Jadi batasi lah konsumsi makanan manis. Lebih baik makan sereal organik 
yang tidak banyak menggunakan gula tambahan. Anda juga bisa menambahkan buah organik 
sebagai pemanis.
Konsumsi minuman bergizi
Tubuh kita membutuhkan cairan. Tak hanya asal minum, pilih lah minuman yang bergizi dan baik untuk pencernaan. Selain banyak meminum air putih, konsumsi jus buah maupun sayuran organik.
Kompas.com
Penulis Dian Maharani
Sumber :
Editor :
Lusia Kus Anna