Thursday, December 26, 2013

Perkembangan Makanan Halal Di Spanyol

Pendiri Komunitas Muslim Spanyol, Mansur Escudero
Foto : Republika.co.id
Halal Institute dari Dewan Islam Spanyol yang berbasis di Kordoba, bekerja sama dengan Komite Standardisasi dan Sertifikasi Spanyol (AENOR), membuat kesepakatan untuk menetapkan standardisasi halal pada beberapa makanan yang beredar di negara ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan sebelumnya, pihak badan sertifikasi ini menilai kebutuhan pada produk halal semakin meningkat. 

“Di tingkat internasional, kebutuhan produk halal tumbuh 10 hingga 12 persen,” ujar Direktur Standardisasi Halal dari Halal Institute SpanyolHanif Escudero.

Di Spanyol sendiri, menurutnya, produk halal memiliki segmen konsumen sekitar dua juta orang. Dalam pasar, produk halal ini omzetnya hingga mencapai 620 juta euro yang dihasilkan oleh 240 industri dengan 500 produknya yang telah disertifikasi dan dijual di lebih dari 600 ritel.

Melihat betapa besar angka yang membutuhkan produk halal, membuat regulasi yang mengatur tentang pentingnya kejelasan halal atau tidaknya dalam sebuah produk diperlukan.
“Ini adalah kali pertama sebuah komite standardisasi membahas aspek teknis dari agama,” ujarnya, dilansir dari onislam.
Tujuan dibuatnya regulasi halal ini adalah untuk mengontrol produk yang beredar, apakah benar produk tersebut halal seperti syariat Islam atau bukan.
Ini penting, mengingat betapa pesat peningkatan pasar produk halal yang semakin berkembang dan diminati masyarakat di Spanyol.

Komite teknis dari AENOR mengumumkan kesediaan mereka dalam mengembangkan standar kehalalan yang dimaksud.
Regulasinya ini akan bersifat sukarela, namun masyarakat menuntut adanya keterangan yang jelas jika benar-benar makanan tersebut telah halal.

Dalam regulasi halal ini, paling tidak akan sama seperti standar yang dirancang oleh Eropa keseluruhan yang mendasarkan pada kebutuhan makanan halal.
Paling tidak, akan mengatur tentang penggunaan zat adiktif, penyembelihan hewan, serta pencantuman label halal.

Konsep halal artinya diizinkan. Maksudnya, produk tersebut boleh digunakan dan dimakan oleh orang Islam.
Misalnya, orang Muslim hanya diizinkan untuk makan daging yang dipotong pada lehernya ketika masih hidup sesuai dengan syariat Islam, yaitu saat menyembelihnya mengucapkan nama Allah.

Kini, semakin banyak produk lain selain daging yang disertifikasi halal pula. Misalnya, kosmetik, farmasi, pakaian, juga jasa keuangan. Produk halal tak hanya diminati oleh masyarakat Muslim.
Paling tidak, ada 500 juta warga dunia selain Muslim yang lebih memilih untuk menggunakan produk dan makanan yang halal.

Di Spanyol sendiri, penduduk Muslim merupakan minoritas dengan jumlah sekitar 1,4 juta. Jumlah ini semakin naik, bahkan menurut Dewan Islam Spanyol, peningkatan jumlah Muslim mencapai tiga persen.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Redaktur : Damanhuri Zuhri





Tuesday, December 24, 2013

Tomat Turunkan Risiko Kanker Payudara


Foto : SHUTTERSTOCK/Kompas.com


KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan konsumsi tomat bisa meningkatkan level hormon yang berperan penting dalam metabolisme gula dan lemak di tubuh. Pola makan kaya asupan tomat turunkan risiko kanker payudara pada wanita yang berpotensi terkena kanker.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Clinical Endocrinology & Metabolism ini menunjukkan, wanita yang secara acak diminta makan tomat dan produk pangan dari tomat (mengandung 25 miligram lycopene per harinya), mengalami peningkatan level hormon yang meregulasi metabolisme atau adiponectin.

"Manfaat makan banyak tomat dan produk berbasis tomat, bahkan dalam jangka pendek, merupakan bukti temuan kami," ungkap peneliti Adana Llanos, asisten profesor epidemiologi di Rutgers University. 

Ia melanjutkan, "Makan buah dan sayur, yang kaya nutrisi esensial, vitamin, mineral, dan   phytochemical seperti lycopene, menunjukkan manfaat signifikan."

Penelitian ini juga membuktikan peningkatan level adiponectin bisa membantu mencegah kanker payudara. Hal ini terkait dengan obesitas yang dikenali sebagai faktor risiko kanker payudara. 

"Berdasarkan data ini, kami yakin, konsumsi rutin buah dan sayur sesuai porsi yang direkomendasikan bisa menjadi bentuk pencegahan kanker payudara pada orang yang berpotensi terkena kanker," jelas Llanos.

Studi ini melibatkan 70 wanita pascamenopause yang berisiko tinggi terkena kanker payudara. Mereka memiliki indeks massa tubuh (IMT) 25 hingga 42, yang mengindikasikan kegemukan dan obesitas. Responden juga memiliki riwayat kanker payudara di keluarganya.

Pada dua minggu pertama, para wanita ini tidak mengonsumsi tomat atau kedelai, dan produk lain berbasis kedua sayuran tersebut. Setelah itu, mereka mulai mengonsumsi tomat selama 10 minggu. Dua minggu setelahnya mereka kembali tidak makan tomat atau kedelai beserta produknya. Lalu, setelahnya mereka makan 40 gram protein kedelai selama 10 minggu.

Setelah menjalani diet tomat 10 minggu, peneliti menemukan bahwa kadar adiponectin meningkat sembilan persen. Kenaikan hormon ini makin tinggi pada wanita yang memiliki IMT lebih rendah. Bukti lain menunjukkan, level adipocentin cenderung menurun setelah responden wanita tersebut makan produk kedelai selama 10 minggu.

"Tidak diketahui dengan jelas mengenai penurunan adiponectin setelah intervensi kedelai dalam penelitian ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi hal ini," tulis peneliti. 

Para peneliti juga mencatat, meski penelitian ini lebih fokus pada manfaat lycopene pada tomat, sangat mungkin bahwa phytochemical lainnya di tomat juga punya banyak manfaat. Untuk membuktikannya, perlu ada penelitian lanjutan mengenai manfaat tomat ini.



Penulis : Wardah Fajri 

http://health.kompas.com/read/2013/12/23/1223370/Diet.Tomat.Turunkan.Risiko.Kanker.Payudara