Wednesday, August 27, 2014

Asam Urat Tinggi, Seperti Apakah Pola Makan yang Tepat?


Foto : Thinkstock

Jakarta, Memiliki asam urat yang tinggi kerap membuat pengidapnya merasa nyeri, terutama jika setelah makan makanan yang mengandung purin tinggi. Nah, sepeti apakah pola makan yang tepat bagi mereka dengan kondisi ini?

Asam urat atau hyperuricemia adalah zat buangan hasil metabolisme dari purin. Prosesnya, purin yang masuk dalam tubuh manusia akan diubah menjadi asam urat dan kemudian dibuang melalui ginjal. Jika mengonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi terlalu banyak, maka asam urat dalam darah akan meningkat.

Untuk menghindari kondisi ini muncul terus-menerus, perhatikan dengan tepat pola makan Anda. Menurut nutrisionis, Leona Victoria Djajadi, MND, penderita asam urat tinggi tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan menghasilkan banyak purin.

"Selain melinjo dan emping, juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi daging merah, produk susu full cream, daging yang diproses seperti sosis dan nugget, dan juga asupan hasil fermentasi seperti bir, tape, tempe dan ragi," ungkap Victoria kepada detikHealth, seperti ditulis pada Senin (25/8/2014).

Untuk tetap memenuhi zat gizi tanpa meningkatkan asam urat, Victoria menyarankan Anda untuk memilih produk makanan tertentu. Untuk produk susu, konsumsilah produk susu non-fat atau tanpa lemak.

"Biasanya untuk asam urat saya sarankan untuk mengonsumsi 2 suplemen: omega 3 atau minyak ikan (pelumas sendi) dan glucosamine-condroitin untuk peremajaan sendi. Banyak olahraga berenang untuk melemaskan sendi," pesan ahli gizi peraih gelar Master of Nutrition and Dietetics dari University of Sydney, Australia, ini.

Jangan lupa juga banyak minum air putih. Air putih adalah solusi terbaik untuk segala permasalahan fungsi tubuh. Saat meminum air putih, asam urat akan disiram dari ginjal dan dikeluarkan melalui urine. Jadi, jangan lupa untuk minum sedikit air putih secara teratur agar kadar asam urat turun. Selain itu, Victoria juga menyarankan pasien dengan asam urat untuk olahraga seperti berenang untuk melemaskan sendi.

http://health.detik.com/read/2014/08/25/163342/2671922/1410/asam-urat-tinggi-seperti-apakah-pola-makan-yang-tepat

Ajeng Annastasia Kinanti - detikHealth

(ajg/up)


Tuesday, August 26, 2014

Sarapan Bubur Bikin Cepat Lapar


Foto : Shutterstock

KOMPAS.com - Tantangan hidup sehat adalah mendapatkan makanan dengan nutrisi terjaga baik. Sayangnya, nutrisi makanan mulai hilang saat dipanen. Proses pengolahan bahan makanan juga semakin menghilangkan nutrisinya. 

Sayur dan buah adalah salah satu makanan yang amat bermanfaat untuk menjaga kesehatan. "Sayur dan buah yang dijus juga baik untuk kesehatan berkat kandungan vitamin dan mineralnya. Namun proses pembuatan jus menghilangkan serat dari sayur dan buah. Paling baik mengolah sayur dan buah dengan slow juicer agar tak banyak serat yang hilang," ujar dokter ahli gizi Tirta Prawita Sari.
Proses pengolahan makanan semakin menurunkan nilai gizi tersebut. "Terlebih lagi prosesdeep fried pada makanan seperti kerupuk," katanya. Sebagai gantinya, microwave bisa digunakan untuk membuat kerupuk. "Mungkin hasilnya tidak akan sama dengan kerupuk yang digoreng. Tetapi mengolah kerupuk memakai microwave menghasilkan kerupuk yang kriuk tanpa menggunakan minyak," imbuhnya.
Indeks glikemik suatu makanan bisa naik ketika diproses dalam waktu yang lama. Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat kadar gula naik. Semakin tinggi angkanya, semakin cepat gula darah naik. Setelah naik dengan cepat, gula darah pun turun. Saat itu perut jadi terasa lapar. 

"Oleh karena itu pilihlah makanan dengan indeks glikemik rendah agar kenyang lebih lama," sarannya.
Salah satu makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi gara-gara proses pemasakan adalah bubur. "Agar tidak mudah lapar, campur makanan ini dengan kacang-kacangan dan serat. Dengan begitu, kita jadi tak cepat lapar," katanya.

Anda juga bisa melengkapi sarapan dengan buah-buahan segar yang ditambahkan yogurt plain agar rasa kenyangnya lebih awet sampai jam makan siang.
Editor :
Lusia Kus Anna