Foto : Shutterstock
KOMPAS.com - Sebelum Anda mengkonsumsi obat atau jamu pelangsing, perhatikan apakah di dalamnya terkandung zat kimia di bawah ini. Jika iya, sebaiknya jangan dikonsumsi, daripada sakit.
Berikut zat kimia yang terkandung dalam pil diet dan sering disalahgunakan pada obat-obat pelangsing:
Amphetamine
Obat pelangsing umumnya mengandung psikotropika golongan II, yaitu turunan amphetamine . Jadi, jika pada obat pelangsing pilihan Anda terdapat amphetamine , konsultasikan dengan dokter, karena zat kimia ini tidak bisa dikonsumsi tanpa adanya resep dokter.
Bumetanide
Sangat berpengaruh menyebabkan diuretik. Juga, menginduksi denyut jantung cepat dan meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.
Ekstrak Grapefruit
Berbahaya terlebih jika disatukan dengan obat-obatan seperti astemizol, atorvastatin, dan sildenafil. Beberapa efek samping utamanya adalah tekanan darah tinggi, kejang, diare, dan masalah ginjal.
Ephedra
Karena efek berbahaya dari ephedra (ephedrine ), Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat telah menarik beberapa pil diet yang mengandung ephedra karena berpotensi berbahaya. Menurut penjelasan mereka, ephedra mampu menginduksi peningkatan denyut jantung dan jantung berdebar, sehingga menyebabkan penggunanya berisiko serangan jantung atau stroke.
Fenilpropanolamin (PPA)
Fenilpropanolamin (PPA) biasanya sering dijadikan bahan pada obat flu, batuk, dan anti alergi. Sedangkan pada pil diet, PPA ditujukan untuk menekan nafsu makan. Berdasarkan penelitian, PPA dapat meningkatkan risiko stroke hemoragik.
Fenitoin
Phenytoin memiliki efek menekan nafsu makan. Namun jika digunakan dalam dosis tinggi (biasanya dalam pil diet), dapat memicu reaksi alergi (ruam) dan menyebabkan sembelit, bicara cadel, sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, tremor, gangguan motorik, pembengkakan kelenjar getah bening, dan penyakit kuning.
Fenolftalein
Dikenal sebagai penekan nafsu makan, tapi juga dapat meningkatkan risiko pertumbuhan tumor.
Fenproporex
Sejenis stimulan yang diubah menjadi amfetamin dalam tubuh. Senyawa ini dapat menyebabkan nyeri dada, sakit kepala, dan insomnia. Efek samping lainnya termasuk mengantuk dan pikiran untuk bunuh diri.
Rimonabant
Rimonabant tidak disetujui oleh FDA karena memengaruhi otak dengan meningkatkan risiko depresi dan keinginan bunuh diri.
Sibutramine
Konon, efek yang ditimbulkan senyawa kimia ini lebih rendah dari ephedra. Tapi ternyata, sibutramine justru dapat menyebabkan efek samping yang lebih besar, termasuk masalah pencernaan (sakit perut, mual, hyperacidity , sembelit, nafsu makan meningkat), pernapasan (nasal dan peradangan sinus, eksaserbasi batuk, sakit tenggorokan, mulut kering), kulit (rash ), neurologis (pusing, sakit kepala, depresi, gugup, gelisah, insomnia), dan dismenore .
Sibutramine juga menyebabkan tekanan darah tinggi, jantung berdebar, meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, dan epilepsi. (Nova/Ester Sondang)
Berikut zat kimia yang terkandung dalam pil diet dan sering disalahgunakan pada obat-obat pelangsing:
Amphetamine
Obat pelangsing umumnya mengandung psikotropika golongan II, yaitu turunan amphetamine . Jadi, jika pada obat pelangsing pilihan Anda terdapat amphetamine , konsultasikan dengan dokter, karena zat kimia ini tidak bisa dikonsumsi tanpa adanya resep dokter.
Bumetanide
Sangat berpengaruh menyebabkan diuretik. Juga, menginduksi denyut jantung cepat dan meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.
Ekstrak Grapefruit
Berbahaya terlebih jika disatukan dengan obat-obatan seperti astemizol, atorvastatin, dan sildenafil. Beberapa efek samping utamanya adalah tekanan darah tinggi, kejang, diare, dan masalah ginjal.
Ephedra
Karena efek berbahaya dari ephedra (ephedrine ), Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat telah menarik beberapa pil diet yang mengandung ephedra karena berpotensi berbahaya. Menurut penjelasan mereka, ephedra mampu menginduksi peningkatan denyut jantung dan jantung berdebar, sehingga menyebabkan penggunanya berisiko serangan jantung atau stroke.
Fenilpropanolamin (PPA)
Fenilpropanolamin (PPA) biasanya sering dijadikan bahan pada obat flu, batuk, dan anti alergi. Sedangkan pada pil diet, PPA ditujukan untuk menekan nafsu makan. Berdasarkan penelitian, PPA dapat meningkatkan risiko stroke hemoragik.
Fenitoin
Phenytoin memiliki efek menekan nafsu makan. Namun jika digunakan dalam dosis tinggi (biasanya dalam pil diet), dapat memicu reaksi alergi (ruam) dan menyebabkan sembelit, bicara cadel, sakit kepala, sakit perut, mual, muntah, tremor, gangguan motorik, pembengkakan kelenjar getah bening, dan penyakit kuning.
Fenolftalein
Dikenal sebagai penekan nafsu makan, tapi juga dapat meningkatkan risiko pertumbuhan tumor.
Fenproporex
Sejenis stimulan yang diubah menjadi amfetamin dalam tubuh. Senyawa ini dapat menyebabkan nyeri dada, sakit kepala, dan insomnia. Efek samping lainnya termasuk mengantuk dan pikiran untuk bunuh diri.
Rimonabant
Rimonabant tidak disetujui oleh FDA karena memengaruhi otak dengan meningkatkan risiko depresi dan keinginan bunuh diri.
Sibutramine
Konon, efek yang ditimbulkan senyawa kimia ini lebih rendah dari ephedra. Tapi ternyata, sibutramine justru dapat menyebabkan efek samping yang lebih besar, termasuk masalah pencernaan (sakit perut, mual, hyperacidity , sembelit, nafsu makan meningkat), pernapasan (nasal dan peradangan sinus, eksaserbasi batuk, sakit tenggorokan, mulut kering), kulit (rash ), neurologis (pusing, sakit kepala, depresi, gugup, gelisah, insomnia), dan dismenore .
Sibutramine juga menyebabkan tekanan darah tinggi, jantung berdebar, meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, dan epilepsi. (Nova/Ester Sondang)
No comments:
Post a Comment