Wednesday, December 18, 2013

Suplemen Sehat Untuk Kerja Lembur


Foto : http://assets.kompas.com/data/photo/2013/12/17/1153018shutterstock-143555791780x390.jpg



KOMPAS.com - Setiap pekerjaan memiliki risiko dan tuntutan. Tak jarang di antaranya  harus bekerja lembur demi mengejar target.  Tak terkecuali di kalangan pekerja industri kreatif yang menggantungkan diri pada ide segar dan baru.

Demi menggali ide ini, tak jarang seorang pekerja mengonsumsi suplemen untuk menunjang kinerja mereka.  Diakui oleh Alia dan Miranda, dua perempuan yang bekerja sebagai copywriter, kehidupan pekerja kreatif yang rawan akan stres membuat mereka tidak lepas dari konsumsi suplemen.
"Saya memang mengonsumsi kopi. Tapi saya sendiri membuat janji untuk tidak konsumsi lebih dari 1 gelas per hari," kata Miranda saat dihubungi KOMPAS Health pada Senin (16/12/2013).
Hal senada dikatakan Alia, yang mengatakan kerap berderbar-debar bila mengkomsumsi kafein berlebih. Alia memilih air putih dan camilan sebagai pengganjal rasa kantuk bila deadline kian mendekat. Bila rasa kantuk datang, Alia memilih tidur selama 20-30 menit dengan memasang alarm 

Menurut dokter pemerhati gaya hidup, Grace Judio-Kahl, konsumsi suplemen, terutama yang berkafein, memang membuat tubuh tetap terjaga. Namun konsumsi ini tidak baik untuk tubuh, karena meningkatkan kerja jantung hingga menyebabkan rasa berdebar.

"Konsumsi kafein akan meningkatkan kerja saraf simpatik pada tubuh. Saraf inilah yang kemudian membuat tubuh lebih terjaga dan selalu dalam kondisi 'on.' Namun pada sebagian orang konsumsi kafein berlebih akan meningkatkan kerja jantung hingga berdebar-debar," kata  Grace.

Konsumsi kafein, kata Grace, sebaiknya tidak lebih dari 400 miligram per hari. Jumlah ini setara dengan 3 cangkir kopi per hari. Namun jumlah ini bisa berubah bergantung tingkat kepekatan dan ketahanan tubuh.
Bila satu cangkir sudah menimbulkan rasa berdebar-debar, Grace menyarankan untuk segera berhenti mengkonsumsi minuman hitam tersebut.

Daripada kafein, Grace menyarankan pekerja lembur mengkonsumsi suplemen multivitamin.
"Vitamin akan membentengi tubuh dari reaksi peradangan akibat antioksidan dan radikal bebas. Dengan konsumsi multivitamin, maka tubuh pekerja yang kerap lembur bisa tetap sehat," kata Grace.

Jangan terlalu banyak camilan tepung

Selain konsumsi suplemen non kafein, Grace juga menyarankan untuk tidak mengkonsumsi camilan berbahan tepung dan minyak. Konsumsi camilan tersebut berisiko meningkatkan peradangan, akibat banyaknya radikal bebas yang memicu reaksi oksidatif di dalam tubuh.

"Daripada konsumsi junkfood, lebih baik konsumsi sayur dan buah. Daging buah aneka warna mengandung lebih banyak antioksidan dibanding sayuran," kata Grace.
Banyaknya kandungan antioksidan buah bisa dilihat dari cepatnya daging berubah warna menjadi kecoklatan. Semakin cepat daging buah berubah warna, maka kandungan antioksidan makin rendah.

Grace juga menyarankan pekerja lembur tidak mengkonsumsi terlalu banyak gula. Konsumsi gula lebih dari 3 sendok makan per hari meningkatkan risiko resistensi insulin hingga menjadi diabetes
Penulis : Rosmha Widiyani
Editor :
Asep Candra















Tuesday, December 17, 2013

Cara Minum Teh Hijau Layaknya Master Jepang


Teh hijau Jepang

Foto : RocketNews24/http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/teh-hijau-jepang-_131212134244-699.jpg

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Minum teh adalah bagian dari budaya Jepang yang utama. Namun terkadang kita heran dengan seberapa tebalkah lidah orang-orang Jepang sehingga begitu santainya minum teh yang baru saja diseduh dengan air panas?
Apakah ada beberapa teknik khusus yang mereka gunakan sehingga bisa minum teh panas dalam waktu yang singkat?
Orang-orang yang lidahnya tidak tahan dengan minuman panas mendapat panggilan khusus di Jepang, yaitu nekojita, berarti lidah kucing.
Lidah kucing sangat sensitif terhadap panas. Nekojita digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mengalami kesulitan makan dan minum yang disajikan pada suhu tinggi.
Selain teh, orang-orang Jepang juga bisa dengan santainya meneguk air mi ramen panas dan soba. Biasanya ini disajikan dalam asap kaldu yang masih mengepul.
Nekojita tampaknya tidak disebabkan oleh kondisi genetik atau fisiologis apapun. Faktanya adalah bagian dalam mulut memang lebih sensitif terhadap panas dibandingkan bagian tubuh lainnya.
Ada sebanyak empat reseptor panas dengan luas satu sentimeter persegi di kulit wajah dan jari anda. Ini menjelaskan mengapa orang Jepang bisa dengan mudah menikmati makanan panas sebab sedari kecil sudah dibiasakan begitu.
Jika orang tua hanya memberi makanan dingin untuk anak-anak mereka, maka itu akan terbawa hingga dewasa.
Nekojita disebabkan karena orang tersebut sudah dibiasakan menikmati kopi atau teh dalam waktu yang lama, menunggu minuman mereka sedikit dingin dan baru meneguknya. Lidah yang paling sensitif terhadap panas adalah ujungnya.
Lalu, bagaimana untuk menghindari menjadi seorang nekojita?
Saat meminum teh atau kopi, sebaiknya ujung lidah anda sedikit ditekan ke bagian belakang gigi bawah anda. Tetaplah lipat ke dalam lidah anda seperti itu ketika teh panas yang anda teguk perlahan mengalir langsung ke lidah bagian tengah dan belakang yang tidak sensitif terhadap panas.
Biarkan teh itu mengalir langsung ke dalam mulut anda, kemudian jangan buru-buru menjauhkan cangkir dari mulut anda, melainkan hiruplah wangi teh anda. Dengan cara yang sama anda juga bisa mempraktikkannya ketika makan ramen dan menghirup kaldunya.
Ikutilah cara tersebut dan teruslah berlatih maka anda akan menjadi  master seperti master-master lainnya di Jepang.
Reporter : Mutia Ramadhani
Redaktur : Djibril Muhammad