Monday, September 1, 2014

Bawang Merah Mencegah Gigi Busuk Sampai Meringankan Asma


Foto Thinkstock

Jakarta - Bawang merah biasanya jarang dikonsumsi mentah-mentah karena dipercaya dapat menyebabkan bau mulut dan bau badan. Tapi, tahukah Anda manfaat lain dari bawang merah selain memberikan aroma dan rasa sedap dalam masakan?

Bawang merah ternyata dapat menjadi antibakterial dan detoks bagi tubuh kita. Hal ini diungkapkan oleh dr. Jonathan Stegall, seorang ahli obat-obatan dari Johns Creek GA, Amerika.

"Bawang merah mengandung senyawa sulfur yang baik, itulah mengapa selain dapat mengeluarkan bau, bawang merah juga dapat dijadikan sebagai alat detoks yang bagus," ujarnya. 

Nah, berikut ini manfaat bawang merah bagi kesehatan : 

1. Meringankan asma

Bawang merah memiliki antihistamin karena adanya quercetin. Quercetin adalah antioksidan yang dapat melepaskan histamin, zat kimia yang dapat menyebabkan alergi.

Menurut Stegall, bawang merah dapat membantu meringankan asma karena adanya antioksidan ini. "Studi menunjukan, quercetin dapat memperlebar pernapasan," ujarnya.
2. Bantu atasi kanker

Bawang bermanfaat untuk mengurangi risiko kanker apalagi jika dikombinasikan dengan kunyit. Pada 2006 lalu, ‫‫Clinical Gastroenterology and Hepatology menemukan kombinasi dari keduanya dapat menciptakan efek yang baik untuk mengurangi ukuran dan jumlah dari induk kanker usus

Selain itu, Steggal juga mengatakan dengan biasa mengonsumsi bawang akan dapat membantu mendetoks karsinogen potensial. Karena pada bawang terdapat komponen organosulfur. "Komponen ini ada di sel dinding dalam, kita dapat melihatnya saat bawang dipotong atau digigit," katanya.
3. Kontrol gula darah

Dengan mengonsumsi bawang bisa menurunkan level dari glukosa. Dalam bawang terdapat minyak yang dikenal dengan nama alyl propyl disulphide. Minyak ini dipercaya dapat mengobati diabetes dan mengurangi tingkat gula darah dengan menambah jumlah insulin yang tersedia. Selain itu, minyak esensial bawang ini terbukti dapat menurunkan gula darah.
4. Menyehatkan jantung
Saat kita memikirkan makanan sehat, bawang merah tentu tidak masuk ke dalam daftar makanan. Padahal, Quercetin pada bawang juga diketahui dapat mengurangi tekanan darah yang tinggi pada orang yang terkena hipertensi.

Hal ini dipaparkan pada tahun 2007 dalam The Journal of Nutrition. Menurut Stegal,"bawang dapat mempertahankan tekanan darah menjadi normal, mencegah arteti mengeras dan membuatnya tetap elastis.
5. Mencegah pembusukan gigi
Mengonsumsi bawang mungkin dapat membuat nafas kita menjadi bau. Tapi makan bawang ternyata dapat menambah kesehatan mulut kita. Dengan mengunyah bawang dapat memperkuat gigi dan menghilangkan bakteri yang menyebabkan pembusukan gigi. Dua atau tiga menit mengunyah bawang dapat membunuh kuman dalam mulut.
Firstrianisa Gustiawati - detikHealth




Thursday, August 28, 2014

Potensi Herbal dalam Pengobatan Kanker


Mahkota dewa (Foto : Tu7uh/Wikimedia)

KOMPAS.com - Ketika dokter mendiagnosa kanker, seringkali orang mencari pengobatan di luar standar kedokteran untuk mengobati kanker. Meski secara ilmiah belum teruji, tapi cukup banyak pasien kanker yang bisa bertahan dengan obat-obatan alternatif tersebut. 

Seperti yang dialami oleh Betty Sitorus (60), survivor kanker payudara yang memilih terapi kunir putih. Dengan konsumsi herbal tersebut secara teratur, ia tidak perlu menjalani kemoterapi karena jumlah sel kanker di dalam tubuhnya sudah menurun di bawah ambang batas normal.
Ada beberapa herbal yang memiliki khasiat antikanker. Inilah di antaranya yang diambil dari buku Breastless yang ditulis langsung oleh Betty.
1. Buah mahkota dewa
Tumbuhan mahkota dewa berbuah merah sebesar bola pingpong berwarna merah. Buah itulah yang dipakai untuk pengobatan kanker. Caranya dengan meresbus tiga irisan buah yang telah dikeringkan dan menyusut tipis dengan lebar 1 centimeter dan panjang 5 centimeter. 
Direbus dengan dua gelas air sampai air menyusut hingga tinggal segelas. Buah direbus dengan wadah keramik atau kaca, tidak dengan logam. Air rebusan itu diminum setelah gelas pada pagi hari sesudah saradpan dan setengah gelas pada malam hari setelah makan.
Zat kimia alami buah mahkota dewa menyerang sel kanker sama seperti cara kerja kemoterapi, mengalir melalui darah. Pengobatan ini sudah dipakai sejak dulu tidak hanya untuk kanker, tetapi juga untuk penyakit lain.
2. Buah mengkudu
Khasiat buah mengkudu telah banyak dibuktikan. Kandungan yang ada di dalam buah mengkudu berupa flavonoid berkhasiat sebagai antioksin dan antineoplastiv. Menurut penelitian, buah mengkudu mengandung damnacanthal yang berfungsi mengubah sel abnormal menjadi normal.
Cara mengonsumsinya yaitu dengan memblender buah mengkudu yang sudah matang, diminum satu gelas pagi dan satu gelas malam. Agar enak di lidah, maka jus mengkudu bisa ditambahkan madu.
3. Kunir putih
Kunir putih mengandung protein aktif yang aktivitasnya mirip ribosom-inactivating proteins (RIPs). Ekstrak mentahnya memiliki kemampuan memotong DNA superkoil menjadi bentuk lingkaran yang terpotong dan linier, memotong ribosom kepang, dan memiliki sifat sitotoksik pada sel limfobalstoid yang berasal dari penderita kanker.
RIPs inilah yang mengakibatkan sel yang tidak normal (pemicu tumbuhnya tumor) tidak berkembang. Dengan kalimat yang lebih sederhana, dapat dikatakan, unsur RIPs pada kunir putih membungkus sel yang tidak normal (sel kanker) sehingga tidak bisa membelah diri atau tumbuh dan membesar.
Cara mengonsumsinya yaitu dengan cara diparut dan air hasil penyaringannya diminum dengan dosis tertentu. Kunir putih ada juga yang sudah tersedia dalam bentuk kapsul dan bungkusan kecil.
4. Buah manggis, buah dan daun sirsak dan buah merah
Ini telah banyak dimanfaatkan. Umumnya buah-buahan tersebut memiliki kandungan antioksidan tinggi sehingga memperkuat daya tahan tubuh.
Kendati potensi herbal sangat besar dalam mengobati kanker, namun Betty mengingatkan untuk tetap memperhatikan asupan gizi, menghindari stres, tetap aktif, dan rajin beribadah. Tujuannya supaya hasil pengobatan herbal yang dijalani optimal.
"Pengecekan kesehatan secara medis dan rutin pun perlu dilakukan, minimal enam bulan sekali, supaya yakin keadaan tubuh membaik dan jumlah sel kanker tetap di bawah batas," tandas wanita yang masih aktif dalam Yayasan Forum Kajian Antropologi Indonesia ini.
Penulis : Unoviana Kartika 
Editor :
Lusia Kus Anna