Friday, December 19, 2014

Melawan Kanker dengan Memotong Saluran Makanannya


Foto : Shutterstock

Pemahaman yang semakin baik tentang kanker membuat saat ini banyak pengobatan kanker yang bisa berhasil baik. Peluang sembuh total atau usia harapan hidup yang lebih lama ikut meningkat. Salah satu pengobatan terbaru yang saat ini cukup menjanjikan adalah dengan terapi target. 

Dalam terapi target, pengobatan akan langsung ditujukan pada sel kankernya. Terapi anti-angiogenesis yang telah disahkan oleh FDA 10 tahun lalu digunakan sebagai salah satu cara pengobatan kanker dan hasilnya cukup baik pada pasien stadium lanjut.

Seperti diketahui, semua tumor membutuhkan pertumbuhan pembuluh darah baru agar bisa memasok oksigen dan zat gizi agar sel-sel mereka dapat bertumbuh. Pembentukan pembuluh darah baru ini disebut angiogenesis. 

"Obat anti-angiogenesis itu nantinya akan memutus pertumbuhan pembuluh darah baru itu sehingga sel kanker tersebut mati karena kelaparan," kata Dr. Ronald Hukom, Sp.PD-KHOM dari Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam acara Roche Health Media Forum di Jakarta, Rabu (17/12/14). 

Salah satu obat kanker anti-angiogenesis pertama adalah bevacizumab. Obat yang telah dipakai kepada lebih dari 1,5 juta pasien ini tersedia untuk kanker payudara, kolorektal, paru, ginjal, otak, dan ovarium. 

Di Indonesia sendiri obat ini telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk indikasi kanker kolorektal, payudara tipe tertentu, paru dan ovarium. Saat ini telah ada 14 terapi berbasis anti-angiogenesis yang disetujui secara global, diantaranya Bevacizumab, Sorafenib, Sunitinib, Pazopanib, Regorafenib, Cabozantinib, Vandetanib, dan Everolimus.

"Obat anti-angiogenesis ini baru diterapkan pada kanker tertentu karena untuk jenis kanker yang lain belum ada hasilnya dan studinya masih berjalan. Kita tunggu saja semoga hasilnya baik," ungkap Ronald. 

Ronald juga menambahkan terapi target ini sebaiknya dikombinasikan dengan terapi lain agar hasilnya lebih maksimal. "Jika hasilnya maksimal maka harapan hidup pasien stadium lanjut bisa lebih panjang. Jika dulu hanya hitungan bulan maka sekarang bisa bertahun-tahun," katanya. (Eva Erviana)

http://health.kompas.com/read/2014/12/18/150000923/Melawan.Kanker.dengan.Memotong.Saluran.Makanannya

Kompas.com 
Editor : Lusia Kus Anna 

Wednesday, December 17, 2014

Lemak Susu Ternyata Juga Menyehatkan



Foto : Shutterstock

Mereka yang sedang menjalankan program penurunan berat badan biasanya akan menghindari susu full creamdan beralih ke susu tanpa lemak. Tetapi menurut penelitian, sebenarnya lemak susu bisa membantu mencegah obesitas dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. 

Berikut adalah beberapa manfaat sehat lemak susu

- Mencegah obesitas

Sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari Swedia menunjukkan, pria paruh baya yang mengonsumsi susu tinggi lemak dan produk susu lemak lain seperti mentega dan krim, kemungkinannya lebih kecil untuk mengalami obesitas daripada pria yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi susu tinggi lemak. 

Penelitian itu dilakukan selama dua belas tahun, dan disesuaikan dengan faktor-faktor lain seperti konsumsi buah dan sayuran, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, usia, pendidikan, dan profesi. 

 - Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular

Jurnal Nutrition Eropa menyusun 16 studi yang berkaitan dengan lemak susu dan efeknya pada kesehatan. Hal itu berawal dari kepercayaan bahwa mengkonsumsi lemak susu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. 

Hasil tinjuan kemudian menyimpulkan bahwa lemak susu ternyata tidak meningkatkan risiko penyakit jantung dengan cara apapun. Bahkan, karena lemak susu dapat menurunkan risiko obesitas, secara tidak langsung ia juga dapat menurunkan risiko penyakit jantung. 

- Nutrisi dalam susu

Penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan jenis susu yang Anda minum (susu skim, 2 persen lemak susu atau seluruhnya) selama diminum dua gelas setiap hari. Manfaatnya antara lain mengurangi risiko serangan jantung atau stroke. 

Sedangkan susu yang mengandung banyak lemak tak jenuh, terlepas dari jenis susu yang Anda minum, tiap gelasnya  mengandung lebih dari sepertiga kebutuhan kalsium harian, 8 gram protein dan banyak nutrisi lain seperti kalium, fosfor, serta Vitamin D dan B. 
Kompas.com

(Eva Erviana)