Friday, January 23, 2015

Mengapa Makan Buah Potong Lebih Sehat dari Minun Jus Buah

thumbnail
Foto : Thinkstock

Minum jus buah segar dan sayuran sedang jadi tren hidup sehat. Cara ini dianggap praktis karena bisa mencukupi kebutuhan buah dan sayur harian. Tetapi makan buah potong jauh lebih sehat. Mengapa?

Konon gaya hidup modern membuat makanan sehat cukup dikonsumsi dengan cara disedot, tak perlu dikunyah. Karenanya di kota-kota besar di dunia banyak dibuka juice bar dan dijual jus cold-pressed dan minuman yang diblender.

Menurut catatan Global Industries Analysts, pasar smoothie dan jus di dunia akan mencapai $ 11 milliar (Rp.14 triliun) tahun 2015. Hal ini terjadi karena anak-anak juga mulai menyukai minuman dan makanan yang disedot. Mereka jadi malas mengunyah.

Peoses mengunyah makanan merupakan cara terbaik untuk memperlambat makan. Hal ini membuat perut kenyang lebih lama dan makanan yang masuk terkontrol.

Riset yang dimuat Journal of the American Dietetic Association menyebutkan orang yang makan dengan cara dikunyah perlahan, makan lebih sedikit dan lebih puas dibandingkan yang makannya cepat.

Sedangkan studi di Journal Apetite menunjukkan orang yang makan siang dengan mengunyah perlahan, lebih sedikit makan camilan yang diberikan saat jeda sore.

Sebagai contoh, untuk membuat 350 ml jus wortel dengan 141 kalori diperlukan 41/2 buah wortel, Memakan wortel utuh tersebut perlu waktu lebih lama daripada memutar blender atau juicer. Tetapi setelahnya Anda akan merasa kenyang lebih lama dan lebih puas dibandingkan meneguk jus wortel.Rasa kenyang tersebut disebabkan oleh serat yang terkandung pada wortel. Serat inilah yang hancur dan hilang saat dibuat jus. Meskipun jus lebih hemat waktu dan bisa mencukupi kebutuhan nutrsisi dalam sekejap tetap saja ada yang hilang.

Mengunyah makanan melibatkan sejumlah proses kimia, bukan hanya memberi ras kenyang dan mengurangi asupan kalori. Ketika makanan masuk ke dalam mulut, semua oragn tubuh mempersiapkan prosesnya. Mulut, gigi, lambung, usus, pankreas mengeluarkan zat kimia untuk mencernanya.

Beberapa enzim dalam organ pencernaan berupa hormone pada usus yang juga mengirimkan pesan kenyang pada otak. Makin banyak mengunyah makin banyak hormone dan makin sedikit asupan makanan dan rasa kenyang lebih lama.

Studi di American Journal of Clinical Nutrition memperlihatkan orang yang mengunyah makanan 40 kali mengonsumsi 12% lebih sedikit kalori dan punya hormon usus lebih tinggi dibandingkan yang mengunyah 15 kali.

Hal ini membuktikan bahwa mengunyah dengan baik dan makan perlahan bisa membantu mengontrol kadar gula darah dan juga mencegah diabetes. Kegiatan mengunyah dan memroses zat makanan dalam usus juga melepaskan kalori.

Kini Anda punya pilihan, makan buah potongan atau minum sebotol jus. Makan semangkuk salad, atau sebotol jus sayuran. Nutrisinya mungkin sama tetapi efek pada kesehatannya berbeda.

Odilia Winneke-detikFood

No comments: