Monday, December 30, 2013

Apakah Minum Es Picu Obesitas dan Diabetes?



KOMPAS.com - Saat kepanasan akibat temperatur udara yang meningkat, minuman dingin hampir selalu jadi penyelamat. Namun para peneliti menemukan, minuman dingin juga berkaitan dengan risiko obesitas dan diabetes, sekalipun itu air putih dingin.

Menurut sebuah studi baru, minuman dingin dapat mengurangi sensitivitas indera pengecap menusia untuk rasa manis. Artinya, meski minuman sudah manis, peminum minuman dingin belum merasakan manisnya sehingga cenderung untuk minum dalam jumlah yang berlebihan. Selain itu, minum minuman manis juga memicu untuk ingin makan makanan manis.

Dalam mendapat kesimpulan tersebut, para peneliti melakukan percobaan terhadap sejumlah relawan yang diberikan minuman dalam beberapa temperatur. Setelahnya, relawan diminta untuk makan cokelat manis dan keju cheddar.

Hasilnya, semakin dingin minuman yang diminum maka semakin berkurang intensitas rasa dari cokelat. Hal ini yang membuat orang cenderung tidak menikmati cokelat setelah minum minuman manis. Namun hasil tersebut tidak berlaku untuk keju, temperatur minuman tidak memiliki efek pada rasa keju.

Para peneliti asal University of Arkansas Amerika Serikat percaya, minuman dingin dapat mengurangi sensitivitas indera pengecap. "Konsumsi air atau soda yang dingin mengurangi sensitivitas indera pengecap terhadap rangsangan rasa manis yang meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis," ujar mereka.

Sementara itu, menurut anjuran baru dari WHO, orang dewasa perlu mengurangi asupan gula dalam diet mereka hingga separuhnya. Para pakar berpendapat, mengurangi batasan gula hingga setengahnya (dari 10 sendok teh menjadi lima) bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan membusukan gigi.

Philip James, presiden International Association for Study of Obesity di WHO mengatakan, selain konsumen, industri makanan pun perlu mengurangi kandungan gula pada produk-peroduk mereka. WHO menganjurkan untuk mengurangi gula tambahan dalam produk, kecuali rasa manis alami yang berasal dari buah atau tepung, sebesar 10 persen.

Profesor Shiranth Reddy, kardiolog dari Harvard School of Public Health mengamini anjuran tersebut. "Banyak bukti yang menunjukkan minuman manis dan konsumsi gula berkaitan dengan obesitas, diabetes, dan bahkan penyakit jantung," ujarnya.

Penulis : Unoviana Kartika 
Sumber :
Editor :
Asep Candra











No comments: